Pages

Jumat, 09 Juli 2010

Seorang Penjelajah Waktu Tertangkap Kamera ?

Ada seseorang memakai kaus, kaca mata hitam, dan membawa kamera di foto tahun 1940-an

‘Penjelajah Waktu’ tertangkap kamera di foto koleksi museum Kanada (Gizmodo)
.

Sebuah foto kuno tahun 1940-an di sebuah museum di British Columbia, Kanada membuat heboh. Sebab, di antara belasan orang yang tampak di foto tersebut, ada seorang yang benar-benar berbeda. Tak seperti yang lain — yang berjas dan memakai topi lebar, orang misterius ini memakai kaus bergambar, kaca mata hitam modern, dan sweater. Yang paling menonjol, orang tersebut memegang kamera portable, yang jelas terlalu modern untuk ukuran tahun 1940-an.

Seperti dimuat laman Gizmodo, 17 April 2010, para pengguna internet yang melihat foto tersebut, pada umumnya menyimpulkan hal yang sama, itu adalah foto penjelajah waktu yang tertangkap kamera sedang bertualang di era 1940-an.

Sementara, seperti dimuat laman Forgetomori.com, foto ini adalah foto yang diambil dari laman resmi museum Kanada, www.museevirtuel-virtualmuseum.ca. Foto ini dipamerkan dalam pameran bertajuk ‘Masa Lalu Mereka’ karya Bralorne-Pioneer, yang dipertontonkan ke publik sejak tahun 2004.

Temuan Sumber Energi Terkini, Baterai Bertenaga Udara

Baterai bertenaga udara, 10 kali kapasitas model konvensional berhasil ditemukan. Baterai STAIR (Saint Andrews Air) menandai generasi baru mobil elektrik, laptop dan HP.

Sel baterai mendapat tenaga dengan cara tradisional, tetapi ketika suplai kekuatan akan habis, maka sebuah bagian inti baterai terbuka dan mengambil oksigen dari udara di sekelilingnya. Kemudian oksigen bereaksi dengan komponen karbon berpori di dalam baterai, yang menghasilkan energi lebih banyak, dan mengisi ulang sel baterai sehingga bertenaga kembali setelah habis. Dengan menggantikan bagian kimia lithium kobalt oksida tradisional dengan karbon berpori dan oksigen yang diperoleh dari udara, maka baterai menjadi lebih ringan.

Sebagaimana dilansir telegraph.co.uk siklus udara membantu mengisi ulang baterai setelah digunakan. Akibatnya benda tersebut memiliki kapasitas penyimpanan lebih besar daripada sel baterai serupa lainnya. Diperkirakan bisa mengeluarkan tenaga 10 kali lebih lama.

Profesor Peter Bruce dari departemen kimia Universitas Saint Andrews mengatakan, “Keuntungannya adalah lebih kecil dan ringan sehingga akan lebih baik untuk diaplikasikan dalam perangkat yang lebih kecil dan mobile.”

“Ukurannya juga krusial bagi siapapun yang mencoba mengembangkan mobil elektrik seiring keinginan menurunkan bobot mobil. Penyimpanan juga sangat penting dalam pengembangan tenaga ‘hijau’ karena angin dan panas matahari adalah barang gratis,” katanya.

Bayi Paling Cerdas di Dunia : Bayi Digital, Embrio Manusia Digital Masa depan


Apple Siapkan iPhone Tenaga Matahari

Apple melakukan terobosan teknologi yang paling anyar dengan akan membuat versi lain dari produk ponsel cerdasnya tersebut. Apple mungkin akan membuat iPhone dengan tenaga matahari untuk membuat baterai tetap menyala tanpa harus terhubung dengan listrik. Rencananya, baterai tenaga matahari ini akan tersedia di iPhone 3G dan 3GS.

Ini sebenarnya bukan upaya pertama untuk membawa tenaga matahari di dalam iPhone. Pada bulan Mei, Dexim membawa DCA19 P-Flip, baterai bertenaga surya untuk iPhone 3G dan 3GS. Tapi, seperti yang dilansir Gizmodo, Minggu (6/6/2010),proyek ini sempat mandeg karena Apple harus menghadapi hak paten. Dan ada beberapa perangkatnya yang tidak berjalan sesuai yang diinginkan.

Namun jika versi terbaru ini akan selesai dibuat. Maka aplikasi sel surya pada perangkat portabel, Apple benar-benar akan menutupi perangkat di dalam lapisan lapisan tipis sel surya, bahkan layar. Menurut Gizmodo, Motorola telah dianggap sebagai pemicu teknologi tersebut pada perangkat genggam. Hal ini akan membuat perangkat Anda bahkan lebih efisien, karena tidak ada hal yang cara Anda memilikinya berorientasi pada matahari, selalu akan memanfaatkan kekuatan matahari.

Modifikasi Daihatsu Mira Tenaga Baterai, Cetak Rekor 1.003,184 kilometer

Sebuah kelompok penggemar modifikasi asal Tokyo berhasil mengendarai sebuah mobil berbahan bakar listrik sejauh 1000 lebih kilometer (persisnya: 1.003,184 kilometer) hanya dengan menggunakan baterai isi ulang. Catatan tersebut memecahkan rekor yang mereka buat sendiri untuk jarak terjauh yang berhasil ditempuh tanpa mengisi ulang baterai kendaraan mereka.

Seperti dikutip dari Cnet, 5 Juni 2010, Japan Electric Vehicle Club telah meminta Guiness World Records untuk memverifikasi rekor yang dibukukan di Shimotsuma, Ibaraki, Jepang tersebut. Kendaraan yang digunakan mereka adalah Daihatsu Mira yang dimodifikasi hingga dapat berjalan menggunakan baterai lithium ion Sanyo. Sebanyak 8.320 baterai disusun sedemikian rupa hingga membuat kendaraan itu bisa berjalan selama 27,5 jam pada kecepatan sekitar 40 kilometer per jam. Kendaraan itu sendiri dikemudikan oleh 17 orang sopir secara bergantian.

Sebelum ini, rekor yang dicatat Guiness adalah perjalanan sejauh 555 kilometer dari Tokyo ke Osaka. Prestasi tersebut dicatat oleh klub pecinta otomotif yang sama pada November 2009.

Japanese Electric Vehicle sets World Record

Spesifikasi modifikasi Mobil

Mira EV (constructed by the Japan Electric Vehicle Club)
Basic vehicle: Mira Van (Daihatsu Motor Co., Ltd.)
Powerplant: Brushless DC synchronized motor
Rated output: 14 kW
Max. output: 35 kW
Baterai : Lithium-ion (Sanyo Electric Co., Ltd.)
Total electric voltage: 240.5 V
Total electric power: 74 kWh
Tires: Eco Walker (Toyo Tire & Rubber Co., Ltd.) 
Kapasitas Penumpang : 2

Japanese Electric Vehicle sets World Record

Lithium-ion batteries

Japanese Electric Vehicle sets World Record

Japanese Electric Vehicle sets World Record

Samsung Keluarkan Memori Komputer 32 Giga Paling Canggih

Samsung Electronics Co., Ltd., salah satu pemain utama dalam industri memori mengumumkan pengembangan terbarunya. Mereka kini berhasil memproduksi memori jenis load reduce dual inline memory module (LRDIMM) 32GB untuk server.

Modul memori ini sendiri akan diproduksi secara massal pada pertengahan tahun 2010. Dengan teknologi produksi 40 nanometer, chip 4 gigabit yang diperkenalkan Samsung di awal tahun ini akan melengkapi modul tersebut. “LRDIMM 32GB yang baru akan mengakomodasi server generasi berikutnya yang di desain untuk virtual, cloud computing dan aplikasi dengan kapasitas tinggi lainnya,” kata Ding Soo Jun, Executive Vice President, Memory Marketing Semiconductor Business Samsung Electronics, pada keterangannya, 30 Juni 2010. “Dengan mengembangkan teknologi load-reduced module dengan 40nm-class DDR3, kami menekankan tujuan kami dalam menggabungkan kapasitas dan penampilan yang terbaik untuk server generasi terbaru,” ucapnya.

Prototipe Samsung LRDIMM 32GB terdiri dari 72 chip 4Gb DDR3 dan chip memori tambahan untuk membantu mengurangi beban memori sub-sistem sebanyak 75 persen.

Dengan menggunakan LRDIMM 32GB, kapasitas memori dapat meningkat hingga 384GB per CPU. Pada sistem server dua arah, kapasitas dapat meningkat hingga 768GB atau sekitar 1.5 kali dengan sistem server 512GB yang dilengkapi dengan DDR3 RDIMM 32GB. Server yang dilengkapi dengan LRDIMM dapat memproses data dengan kecepatan 1.333 Megabit per second (Mbps), sekitar 70 persen lebih cepat dari kecepatan sebelumnya yaitu 800Mbps.

Selasa, 06 Juli 2010

Baterai Lithium-Ion,Bisa Jadi Energi Mobil Listrik Masa Depan

Proyeksi pembangunan mobil bertenaga elektrik dari berbagai produsen otomotif bukan lagi menjadi isu yang baru. Tapi, penentuan teknologi baterai yang akan menjadi sumber penggerak, sering kali belum terungkap dengan jelas. Semakin gencarnya pengembangan mobil hibrida dan listrik, nama baterai Lithium-ion juga makin akrab bagi kita. Baterai yang sering disingkat dengan “Li-ion” ini dianggap paling pas untuk sumber daya mobil listrik murni dan hibrida (motor bakar dan listrik).

Daya tarik Li-ion—dibandingkan dengan yang lainnya, seperti NiMH (Nickel Metal Hydride) dan NiCad (Nickel Cadmium) serta timah hitam (lead)—bisa diisi ulang dengan cepat, densitas penyimpanan lebih banyak, dan juga lebih daya. Daya tarik paling besar adalah perbandingan berat dan energi yang dihasilkannya, Li-ion juga unggul. Di samping itu, ia tidak punya efek memori. Sifat terakhir memungkinkan Li-ion bisa diisi kapan saja. Li-Ion tidak hanya digunakan pada mobil listrik atau hibrida, tetapi sudah digunakan pada perlengkapan elektronik yang akrab kita gunakan sehari-hari, antara lain laptop, iPod, HP, MP3 player, PDA, dan Black Berry.

Lithium vs Lithium-Ion

Selain Li-ion, ada juga baterai yang disebut lithium. Jenis terakhir tersebut adalah baterai yang umumnya tidak bisa diisi ulang atau hanya sekali pakai habis, sedangkan Li-ion justru sebaliknya. Perbedaan lain dari kedua baterai yang sama-sama disebut lithium awalnya itu adalah materi dasarnya. Lithium menggunakan logam murni, sedangkan Li-ion campuran lithium yang jauh lebih stabil dan dapat diisi ulang beberapa ratus kali.

Keunggulan lain dari Li-ion adalah kemampuannya menyimpan energi lebih lama bila tidak digunakan, sedangkan jenis lain akan habis lebih cepat. Meski begitu, bukan berarti Li-ion tidak punya kelemahan. Masalah utama baterai ini adalah keamanan: mudah terbakar atau meledak. Itu terutama bila penanganannya kurang baik. Itu bisa terjadi karena bahan yang digunakan mudah panas.

Komponen utama

Tiga komponen utama Li-ion adalah anoda, katoda, dan elektrolit yang diibuat dari berbagai macam bahan. Yang secara komersial dan yang paling banyak digunakan sebagai anoda adalah grafit. Adapun katoda biasanya salah satu dari tiga bahan berikut, lapisan oksida yaitu lithium cobalt oxide dan lithium iron phosphat, spinel yaitu lithium manganesse oxide, dan titanium disulfide (TiS2) yang materi asli Li-ion. Akibatnya, harga baterai ini awalnya sangat mahal.

Kini harga baterai Li-ion masih mahal. Akibatnya, mobil listrik atau hibrida masin susah dijangkau oleh kebanyakan orang. Sebenarnya, mobil hibrida yang selama ini dibuat oleh Toyota (Prius) dan Honda (Civic) masih menggunakan baterai NiMH. Kemampuan lebih baik dari baterai konvensional yang menggunakan bahan dasar timah hitam.

Toyota sendiri mengaku, faktor yang menyebabkan mobil hibrida mahal adalah baterai. Karena itulah, perusahaan mobil terbesar di Jepang ini terus menggenjot Prius bisa dijual 1 juta per tahun di seluruh dunia agar harganya nanti bisa ditekan.

Dengan makin gencarnya berbagai perusahaan membuat baterai Li-ion, dikabarkan, baik Toyota maupun Honda segera akan beralih ke baterai jenis tersebut. Namun, yang cukup menarik, Mitsubishi yang sudah beberapa kali memamerkan mobil listrik murni di Indoneia, iMiEV, sudah mengguankan baterai Li-ion.

Dengan makin banyaknya perusahaan otomotif menawarkan kendaraan bertenaga listrik dan hibrida (ramah lingkungan), baik mobil maupun motor, membawa harapan baru bagi pengembangan baterai Li-ion. Tak hanya harganya yang diperkirakan akan jadi lebih murah karena diproduksi secara massal, kemampuan kerja makin baik pula.

Kini banyak perusahaan besar dan kecil di negara maju, seperti Jerman, Perancis, Jepang, dan Amerika Serikat, mengembangkan Li-ion. Bahkan, lembaga riset dan perguruan tinggi ikut mengembangkannya. Maklum, selain kendaraan bermotor yang jumlahnya sangat banyak, perlengkapan elektronik pengguna Li-ion.

Seperti sekarang ini, meski harga minyak turun, upaya pengembangan dan pemanfaatan Li-ion makin gencar. Tidak hanya mobil yang ditawarkan dengan tenaga listrik murni atau hibrida, tetapi juga sepeda motor. Malah, pada JMS 2008 yang lalu di Jakarta, produsen juga sudah memajang prototipe motor dan skuter bertenaga listrik.

Di lain hal, penggembangan penggerak, seperti motor listrik untuk menjalankan mobil dan motor, juga semakin maju. Motor listrik mampu menghasilkan tenaga yang besar. Putarannya juga lebih tinggi.

Kemampuan mobil dan motor pun tidak berbeda jauh dibandingkan dengan menggunakan motor bakar. Malah, dalam mengelola atau memanfaatkan energi, mobil dan motor listrik lebih efisien. Penampilan mobil yang murni mengandalkan energi listrik atau baterai Li-ion juga makin menarik, sporty dan gaya.

Teknologi nano
Masalah yang masih menganjal dalam pengembangan Li-ion adalah pembuatannya masih harus dalam bentuk sel-sel dengan jumlah banyak. Padahal, untuk mobil diperlukan ukuran besar agar bisa menghasilkan tenaga yang besar. Ukuran merupakan tantangan yang masih sulit diatasi produsen Li-ion karena ini nanti menyangkut masalah produksi dan akhirnya adalah harga.

Sebagai contoh, Volvo harus menggunakan 3.000 sel Li-ion yang terdiri dari baterai dengan ukuran AA untuk mobil konsepnya, 3CC, yang menghasilkan tenaga 105 PS. Kalau dibuat dengan ukuran besar dengan menggunakan bahan kobalt, menyebabkan unit cepat panas dan selanjutnya menimbulkan kebakaran atau ledakan.

Pengembangan baterai Lithium-ion kini juga mulai memanfaatkan teknologi nano atau mencari materi yang mampu menghasilkan kinerja lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian, dengan teknologi nano, Li-ion bisa diisi 10 kali lebih cepat dari baterai sejenis sekarang ini. Meski begitu, baterai ini tetap saja ditemui kelemahannya.

Contohnya, Altarinano, sebuah perusahaan kecil di Reno, Nevada, Amerika Serikat telah menggunakan material elektroda yang disebut titanet berukuran nano. Kemampuannya menghasilkan tenaga 3 kali lebih besar dari Li-ion yang ada sekarang dan bisa diisi penuh hanya selama 6 menit. Masalahnya, kapasitas energinya setengah sel Li-ion normal. Padahal bisa diisi ulang sampai 2.000 kali selama 20 tahun atau empat kali umur baterai Li-ion sekarang.

Kelompok peneliti di MIT (Massachussets Institute of Technology) juga telah berhasil mengembangkan kabel berukuran nano untuk Li-ion ultra tipis dengan densitas energi tiga kali Li-ion biasa, sedangkan di Perancis, Li-ion dikembangkan dengan nanostruktur. Malah, ada para ahli yang mencoba menggunakan emas.

Dengan pengembangan yang gencar tersebut, mobil listrik nantinya bisa memenuhi kebutuhan konsumen, baik dari segi harga, waktu pengisian, maupun jarak tempuh yang makin jauh. Tak kalah penting, selain mengirit energi dan biaya operasional, dipastikan polusi, baik dalam bentuk emisi asap maupun suara, berisik!

Nissan Gunakan Baterai NEC

Nissan dan produsen elektronik terkemukan Jepang, NEC, sepakat untuk menanamkan modal sebesar 115 juta dollar AS dalam tempo tiga tahun. Investasi sebesar itu digunakan untuk membuat sebuah teknologi baterai Lithium-ion yang akan digunakan pada mobil elektrik keluaran Nissan, yang ditargetkan masuk ke pasar pada 2010.

Nissan sendiri pada awal bulan Mei ini pernah mengungkapkan bahwa pihaknya akan menaruh perhatian pada pembangunan mobil elektrik, sebagai upaya untuk menghadapi persaingan dengan sejumlah kompetitor. Sejauh ini, ada Toyota dan Honda yang telah lebih dulu meletakkan fokus mereka pada mesin berteknologi hibrida.

Pada pergelaran New York Auto Show 2008 bulan Maret lalu, Nissan telah memamerkan Denki Cube, sebuah baterai versi kompak, sebagai simbol fokus Nissan pada kendaraan elektrik. Sebagai gambaran, Toyota dan Nissan membangun teknologi batarai untuk kendaraan elektrik mereka dalam perusahaan yang terpisah, sama halnya dengan Mitsubishi Motors.

Sebenarnya, kerjasama antara NEC dan Nissan sudah diawali sejak tahun lalu, dengan dibentuknya Automotive Energy Supply Corporation untuk mengembangkan dan memproduksi baterai Lithium-ion. Namun, Senin kemarin, merupakan kali pertama diumumkannya besaran investasi untuk proyek itu. Disebutkan, NEC secara bertahap akan mulai menambah kapasitas produksinya mulai dari 13.000 batarai per tahun menjadi 65.000 batarai per tahun pada 2011.

Pihak Nissan mengungkapkan bahwa mobil elektrik yang diproduksinya itu akan dipasarkan di Amerika Serikat dan Jepang, dan baru akan memasuki pasar global pada tahun 2012 berkat kerjasama dengan pabrikan asal Perancis, Renault.

Nissan Gandakan Kekuatan Baterai Mobil ListrikMinggu, 29 November 2009 17:52 WIB | Iptek | Teknologi | Dibaca 3422 kali

Nissan Gandakan Kekuatan Baterai Mobil Listrik
Nissan Motor Co Jepang sedang mengerjakan baterai ion lithium yang dapat menggerakkan kendaraan listrik untuk 300 kilometer (190 mil) dengan satu kali pengisian (charge), kata harian bisnis Nikkei, Minggu.Jarak ini hampir dua kali lipat kisaran 160-kilometer dari Leaf, mobil listrik sepepenuhnya Nissan yang dipersiapkan untuk mulai dijual pada akhir 2010 di Jepang, Amerika Serikat dan Eropa. Nissan, produsen mobil Jepang terbesar ketiga, bertujuan untuk memproduksi mobil listrik dengan baterai baru pada 2015, menurut Nikkei. Nissan berencana untuk meningkatkan kapasitas baterai ion lithium-ion elektroda positif dengan menambahkan nikel dan kobalt untuk bahan utama mangan, kata surat kabar. Peningkatan baterai dapat menyimpan sekitar dua kali lebih banyak listrik pada baterai elektroda positif yang dibuat hanya dari mangan. Ini cukup kuat untuk penggunaan praktis, mampu menahan sekitar 1.000 siklus pengisian listrik, kata harian.

Perusahaan memperkirakan bahwa baterai tersebut akan memakan biaya hampir sama dengan lithium-ion konvensional untuk memproduksinya, karena hanya berisi sejumlah kecil kobalt mahal. Menjelang Tokyo Motor Show bulan lalu, CEO Nissan Carlos Ghosn mengatakan perusahaan bertujuan untuk membuat baterai isi ulang untuk mobil listrik sebuah “bisnis inti” ketika ia memperkirakan masa depan yang cerah bagi kendaraan emisi nol.

Penggunaan Baterai Lithium Aman untuk Mobil

Baterai lithium ion (Li-Ion) teknologi terbaru, kini aman digunakan pada mobil hybrid dan Plug-In. Dalam waktu dekat, Li-Ion akan menjawab kekahawatiran masyarakat atas kenaikan harga bahan bakar fosil. Hal ini disampaikan para panelis dalam Konferensi Teknologi Internasional Plug-in 2008 di San Jose California, Amerika Serikat.

Meski sudah dijamin aman, bukan berarti penggunaan Li-Ion tidak menemui masalah. Saat ini produsen baterai di seluruh dunia masih menghadapi masalah tingginya biaya produksi. Selain itu, pengisian ulang baterai juga dapat mengurangi usia pakainya. Temperatur juga menjadi faktor yang mempengaruhi kerja baterai.

Seorang ilmuwan dari Departemen Energi AS, Tien Duong mengatakan, meski menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut, Li-Ion akan menggantikan penggunaan jenis nickel metal hydride (Ni-mH) yang kini banyak digunakan pada mobil hybrid. Seperti diketahui, Mobil hybrid digerakkan dengan dua tenaga, yaitu mesin konvensional (bensin atau diesel) yang dikombinasikan dengan motor listrik. Namun kini pabrikan kendaraan juga mengembangkan mobil Plug-In. Perbedaanya dengan hybrid, motor listrik menjadi andalan tenaga untuk menggerakkan mobil. Penggerak motor membutuhkan energi listrik yang disimpan dalam baterai. Baterai tersebut dapat diisi ulang pada perangkat listrik konvensional di rumah-rumah. Bisa juga diisi ulang melalui mesin kenovensional berkapasitas kecil di dalam kendaraan untuk menambah jarak tempuh kendaraan. Karena digerakkan sepenuhnya dengan listrik, mobil Plug-In mengonsumsi bahan bakar jauh lebih hemat atau dua kali lipat dari hybrid. Jika hybrid mengonsumsi rata-rata 21 km/liter, mobil Plug-In bisa mengonsumsi 42,5 km/liter.

Pejabat Electric Power Research Institute, Haresh Kamath mengatakan, Li-Ion tetap memiliki keunggulan dalam daya simpan listrik, dimensi, serta bobotnya. Energi listrik yang disimpan baterai ini, dapat menjalankan kendaraan hingga 64 km untuk sekali isi ulang. “Mobil dengan Li-Ion bisa menjangkau sejauh 64 km. Kami tak yakin jenis Ni-mH bisa mengantarkan kendaraan sejauh itu,” kata Kamath seperti dikutip Associated Press, Selasa (22/7/2008) . Selain itu, lanjutnya, keunggulan dari dimensi dan bobotnya yang ringan membuat Li-Ion bisa digunakan pada mobil kecil seharga USD10.000.

Produsen kendaraan seperti General Motors dan Toyota saat ini giat mengembangkan mobil Plug-In untuk mengurangi ketergantungan penggunaan bahan bakar fosil. General Motors siap meluncurkan mobil Plug-In electric Chevrolet Volt pada 2010 mendatang. Toyota juga siap memasarkan Plug-In hybrid di tahun yang sama.

Baterai Toyota Berkapasitas 10 Kali Lipat

Toyota Motor Corp. bersama Universitas Tohoku berhasil mengembangkan teknologi baru yang akan meningkatkan kapasitas penyimpanan baterai Lithium-ion generasi mendatang secara signifikan.. Sekaligus membuka jalan bagi pengembangan mobil listrik yang lebih praktis. Tidak banyak detail teknis yang di sampaikan, hanya disebutkan ada penyempurnaan pada proses produksi kristal tunggal lithium kobalt oksida, seperti yang diungkapkan juru bicara Toyota, Paul Nolasco. Toyota juga belum menyebutkan berapa besar peningkatan daya simpannya.Secara teoritis, menurut koran Nikkei, penyempurnaan di sisi ini bisa meningkatkan kapasitas penyimpanan hingga 10 kali lipat dibandingkan yang sekarang. Bila ini benar-benar terwujud, jarak jelajah mobil-mobil listrik Toyota bisa mencapai 1600 km untuk setiap kali re-charge.Dengan kapasitas penyimpanan energi listrik yang ditingkatkan, baterai generasi mendatang ini bisa dibuat lebih ringan dan dimensinya lebih kecil dari baterai lithium-ion saat ini.Toyota belum menetapkan kapan baterai ini diaplikasikan di mobil produksi massal. Yang jelas, Toyota beberapa kali menegaskan, produksi massal mobil listrik dan plug-in hybrid menunggu teknologi baterai lebih layak. Bila teknologi ini memenuhi standar yang diharapkan Toyota, bisa jadi sudah dipasarkan pertengahan dekade mendatang.Baterai lithium-ion dianggap sebagai kunci untuk pengembangan mobil listrik secara massal. Baterai ini lebih ringan dan daya simpan listriknya lebih besar dari baterai nikel metal hidrida yang dipakai di mobil-mobil hybrid Toyota.Sampai saat ini, Toyota menilai baterai lithium ion masih kurang kuat untuk memberi jarak tempuh yang cukup bagi mobil listrik.Katoda-katoda baterai lithium-ion Toyota saat ini terbuat dari rangkaian kristal (polikristal) lithium kobalt oksida yang dihubungkan dengan grafit. Dengan menggunakan kristal tunggal, Toyota bisa menggunakan lebih sedikit grafit dan menciptakan lebih banyak ruang untuk penyimpanan lithium-ion yang bisa menciptakan arus listrik.

Bodi Mobil Listrik Masa Depan Berfungsi Sebagai Baterai

Bodi Mobil  Listrik Masa Depan Juga Berfungsi Sebagai Baterai

// //

Pengembangan teknologi media penyimpan energi, khususnya baterai memang sangat diperlukan. Hal ini terkait dengan berbagai aplikasi yang membutuhkan sumber listrik yang movable sekaligus bisa diisi ulang dalam waktu yang singkat. Bahkan hingga dimensinya pun ikut berubah karena material yang digunakan juga mengalami perkembangan luar biasa.

Lithium ion yang menjadi primadona baterai untuk berbagai aplikasi, termasuk mobil listrik, masih mempunyai berat yang signifikan untuk menambah berat total kendaraan. Konsekuensinya dibutuhkan konsumsi energi tambahan untuk menggerakkan mobil. Selain itu kekurangan lain dari baterai tersebut adalah digunakannya lithium yang harganya perlahan-lahan juga mengalami kenaikan.

Para peneliti di Imperial College London, Inggris dan sembilan perusahaan yang tersebar di Inggris, Swedia, Jerman dan Yunani saat ini sedang bekerja sama untuk mengembangkan suatu media penyimpan energi yang tidak mengalami reaksi kimia untuk menghasilkan arus listrik seperti halnya baterai, tidak tergantung pada ketersediaan material, serta berfungsi seperti baterai isi ulang.

Hasil riset ilmuwan-ilmuwan di Imperial College bukan main-main. Meski biaya proses produksinya masih mahal, tetapi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada baterai lithium ion bisa dihilangkan pada media penyimpan energi hasil temuan mereka. Di antaranya adalah tidak adanya reaksi kimia dalam proses menghasilkan arus listrik, berarti meminimalisir terjadinya penurunan kapasitas penyimpanan, yang berarti juga masa pakainya jauh lebih panjang. Dengan penggunaan komposit polimer karbon, proses pengisian ulang juga menjadi lebih cepat.

Teknologi yang dikembangkan oleh Imperial College termasuk baru. Bahkan material campuran serat karbon dan resin polimer juga telah dipatenkan. Emile Greenhalgh, salah seorang insinyur di perguruan tinggi itu menjelaskan bahwa material hasil riset yang terbuat dari campuran serat karbon dan resin polimer mempunyai tingkat kekerasan seperti baja. Secara teori bisa diaplikasikan untuk bodi kendaraan. Jika bodi kendaraan menggunakan komposit karbon polimer maka ada keuntungan tambahan yang didapat. Selain kemampuan menahan benturan yang lebih kuat, beratnya yang empat kali lebih ringan dibanding baja menjadikan efisiensi pemakaian bahan bakar atau energi listriknya juga semakin meningkat.

Hasil riset yang didanai oleh Uni Eropa sebesar 4,6 juta US dolar tersebut masih belum sukses. Saat ini riset difokuskan untuk menambah area luasan serat karbon yang digunakan. Bahkan Greenhalgh menambahkan, sekurangnya masih dibutuhkan tiga tahun untuk bisa mengurangi berat kendaraan hingga 15%, dan sekurangnya dibutuhkan lima hingga enam tahun untuk menggantikan seluruh material bodi kendaraan. Sedangkan untuk menggantikan baterai, masih dibutuhkan satu dekade riset untuk menggantikan baterai yang digunakan kendaraan saat ini.

Saat ini yang masih menjadi kendala adalah biaya produksi serat karbon yang jauh lebih mahal daripada baja. Tetapi menurut Greenhalgh, dengan produksi massal, tentunya akan menekan harganya secara signifikan.

Mercedes S400 BlueHybrid: mobil hybrid dengan baterai Lithium Ion

mb-s400-bluetec_06.jpg

Mobil Hybrid yang beredar saat ini, hampir semuanya menggunakan baterai tipe Nickel-Metal Hydride tetapi berbeda dengan mobil hybrid keluaran dari Mercedes Benz yang satu ini. Mercedes Benz tipe S400 BlueHybrid adalah satu-satunya mobil hybrid yang menggunakan baterai tipe Lithium Ion yang lebih efisien dibandingkan dengan nickel-metal. Dengan menggunakan baterai tipe ini, Mercedes Benz yakin bahwa mobil ini bisa berjalan sejauh 30 mil per galon (12,7 km per 1 liter).

Mungkin anda melihat kurang begitu “irit” tetapi sebagai mobil dengan kapasitas mesin 3.5V liter V-6, kami yakin ini sudah cukup baik. Kendala yang dihadapi dengan menggunakan baterai tipe Lithium Ion adalah tingkat panas yang lebih tinggi tetapi pihak Mercedes Benz mengklaim bahwa mereka telah berhasil menciptakan baterai Lithium Ion untuk mobil yang bisa menghasilkan panas di bawah 60 derajat Celcius. Rencananya mobil ini akan diluncurkan pada tahun 2009

Debut Baterai Lithium Prius

Toyota Prius hybrid plug-in debut di Los Angeles Auto Show dan menandai dimulainya era mobil hybrid Toyota dengan baterai Lithium-ion yang bisa menyimpan energi listrik lebih banyak dari NiMH yang dipakai Prius sekarang ini.

Baterai ini memungkinkan Prius menempuh jarak 21 km dengan kecepatan 96 km/jam hanya dengan energi listrik, tanpa bantuan mesin bensin 1,8 liter empat silindernya. Generasi pertama baterai hasil kerjasama Toyota dan Panasonic Electric Vehicle Energy ini mulai diproduksi November sebanyak 500 unit di pabrik perakitannya di Teiho, Jepang.

Dibutuhkan waktu tiga tahun untuk melakukan pengujian terhadap baterai ini yang dilakukan di Jepang, Amerika Utara dan Eropa untuk memastikan kinerjanya di aneka kondisi dan cuaca yang beragam.

Bulan ini, Toyota akan mengirim 350 unit Prius plug-in hybrid dengan baterai ini ke Jepang dan Eropa. Sejumlah lembaga pemerintah dan institusi bisnis akan me-leasing untuk jangka waktu tertentu. Januari 2010, giliran Amerika Serikat dimana 150 unit dikirim ke partner terpilih di seluruh negeri Paman Sam itu. Kelompok pertama mobil-mobil itu dilengkapi alat pengumpul dan pengirim data sehingga Toyota dapat memonitor bagaimana kinerja mobil dan mendapatkan informasi bagaimana kerja mobil dan baterai di dunia nyata.

Audi A8 Mobil Pertama di Dunia dengan Peranti Hotspot Akses Internet

Para penumpang mobil Audi A8 baik yang berada di depan maupun belakang, kini bisa mengakses internet secara bersamaan melalui wireless local area network (WLAN) atau modul nirkabel dengan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS). Pabrikan asal Jerman itu, menyediakan delapan terminal untuk komputer jinjing, Apple iPad, netbook, serta gadget telekomunikasi. “Dengan fitur hotspot itu, para penumpang mobil baik yang berada di depan maupun belakang dapat mengakses internet seperti menggunakan jaringan di kantor,” sebut siaran pers Audi seperti dikutip autofeat.com, Selasa (8/6).

Audi mengklaim, top produknya A8 merupakan mobil pertama di dunia yang menawarkan hotspot atau wireless LAN (WLAN) yang langsung dipasang di pabrik untuk mengakses internet. Dengan cara tersebut, penumpang di depan dan belakang A8 secara bersamaan bisa mengakses internet melalui modul WLAN atau tanpa kabel yang disatukan pada mobil bersama Universal Mobile Telecommunications System (UMTS). Untuk ini, di interior disediakan delapan terminal untuk laptops, Apple iPad, netbook dan gadget komunikasi lainnnya.

Kendati, Audi tidak menyebutkan kapan perlengkapan akses internet berjalan dipasarkan, beberapa media otomotif memperkirakan, produsen mobil asal Ingolstadt itu akan memulainya tahun depan.”Untuk pasar Amerika Serikat (AS), produk ini masih dipelajari lagi. Terlalu dini membicarakan harga atau kapan mobil ini akan dipasarkan di AS,” ujar Christian Bokich juru bicara Audi AS tentang rencana Audi tersebut.

Menurut rilis Audi, dengan fitur hotspsot akses internet nirkabel tersebut, pemakai di mana pun pengemudi dan penumpang Audi A8 berada, mereka seperti di kantor.Pasalnya, mereka tetap bisa mengembara di dunia maya sembari melaju dengan mobil, antara lain mengakses infiormasi, data, e-mail dari jaringan perusahaan atau mengunduh aplikasi mutakhir untuk iPad. Untuk keamanan data, menurut Audi dijamin terjaga dengan baik karena dienkrip sebelum disimpan.

Kecepatan, internet hotspot Audi A80 ini cukup tinggi, yaitu 7,2 Mbit/detik. Cara pengoprasiannya pun gampang. Tinggal mencolokkan kartu SIM yang menyalurkan data ke telepon selular melalui Bloetooth.Perlekangkapan komunikasi dengan jaringan internet ini ditempatkan melalui antena di atap Audi A8 dengan modul UMTS yang dimiliki mobil. Dengan cara ini stabilitas koneksi dengan kualitas penerimaan sinyal yang sangat baik bisa dipertahankan.

Asteroid Ancam Bumi di Tahun 2014 ? Nuklir Bisa Hancurkan Asteroid Untuk Selamatkan Bumi

Ternyata Film Terkenal Armagedon yang dibintangi Bruce Willis itu nantinya bukan sekedar khayalan. Bahaya mengerikan dari hantaman Asteroid raksasa terhadap bumi adalah fakta yang pernah terjadi dan akan dapat terjadi lagi. Selama ini menghancurkan asteroid raksasa yang hendak menabrak bumi sehingga kimat tampaknya bukan khayalan belaka. Dengan kemajuan teknologi dimungkinkan pmbuata bom nuklir ternyata dapat menghancurkan asteroid raksasa yang dapat menabrak bumi sehingga jadi kiamat.

Saat asteroid besar bersiap menghujam Bumi 50 tahun mendatang, sebuah bom nulir diluncurkan untuk membuat batu luar angkasa itu hancur berkeping. Itu adegan yang sangat menarik film Hollywood. Itu bisa jadi nyata. Sebab, para ilmuwan mengatakan bom nuklir memang bisa jadi solusi penyelamatan Bumi.

Namun, ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi. Yakni, asteroid harus jadi ancaman yang nyata bagi Bumi dalam jangka waktu yang relatif singkat — untuk justifikasi pilihan ekstrim ini. Apalagi, tambah ilmuwan, puing-puing ledakan asteroid yang dibom nuklir bisa jadi bahaya.

David Dearborn, fisikawan Laboratorium Nasional Lawrence Livermore, California mendukung bom nuklir sebagai salah satu alternatif terbaik menghindarkan malapetaka Bumi. “Bom nuklir adalah bom terkuat yang kita ketahui. Ini 3 juta kali lebih efisien daripada bom kimia. Masalahnya, adalah bagaimana untuk menggunakannya,” kata dia, seperti dimuat laman Space.com, 25 Juni 2010.

Apalagi, dengan nuklir, kita bisa membawa sumber energi luar biasa ke laur angkasa dalam kapasitas yang kecil. Namun, masalah tak berakhir dengan hanya meledakkan asteroid. Ancaman lain masih ada — puing-puing asteroid. Kata Dearborn, penting untuk memperhitungkan sedemikian rupa, hingga hanya sebagian kecil puing yang mampu menembus atmosfer. Dearborn membuat simulasi untuk mengetahui jumlah energi dan waktu yang efektif untuk mengalihkan asteroid dan puing-puing yang menyebar agar tak menabrak Bumi.

Kata dia, memecah asteroid sepanjang 270 meter dengan 300 kiloton sumber energi dapat dilakukan selama 15 hari, dengan jarak lebih dari 100 juta mil dari Bumi. “Di luar orbit Bulan. Itu berarti Bumi akan baik-baik saja. Dipastikan 97 persen material tidak menuju Bumi.” Laboratorium Universitas California saat ini sedang merancang dan menguji senjata nuklir penghancur asteroid. Dearborn yakin, ledakan nuklir bisa digunakan untuk mengubah orbit asteroid yang mengancam — sebelum menubruk dan menciptakan bencana luar biasa bagi Bumi.

Sementara, Direktur NASA Lunar Science Institute dan astrobiologis senior lembaga antariksa AS, David Morrison mengatakan nuklir hanya efektif dalam situasi mendesak. “Jika asteroid itu benar-benar besar dan manusia tak punya waktu banyak, nuklir mungkin satu-satunya penyelamat kita,” tambah dia. Laporan survey NASA mengungkapkan, 90 persen batu luar angkasa besar yang berpotensi mengancam Bumi telah ditemukan. “Dalam beberapa tahun, kita bisa yakin tak ada di langit yang bisa menyebabkan kehancuran Bumi. Namun, masih ada jutaan benda langit yang cukup besar untuk menyapu bersih sebuah kota. Perlu waktu lama untuk menemukan dan mencari orbit mereka,” kata dia.

Armageddon merupakan sebuah film horor tentang akhir zaman atau armagedon yang meraih nominasi Academy Award sebagai film bencana terbaik tahun 1998. Film ini disutradarai oleh Michael Bay, produsernya oleh Jerry Bruckheimer. Pemain utamanya di film ini ialah Bruce Willis, Ben Affleck, Liv Tyler, Billy Bob Thornton, dan masih banyak lagi. Dirilis pada 1 Juli 1998 di Amerika Serikat sedangkan di Indonesia dirilis pada awal September 1998.

Asteroid Raksasa Mungkin Terjang Bumi pada 2014

Ternyata Film Terkenal Armagedon yang dibintangi Bruce Willis itu nantinya bukan sekedar khayalan. Bahaya mengerikan dari hantaman Asteroid raksasa terhadap bumi adalah fakta yang pernah terjadi dan akan dapat terjadi lagi. Selama ini menghancurkan asteroid raksasa yang hendak menabrak bumi sehingga kimat tampaknya bukan khayalan belaka. Dengan kemajuan teknologi dimungkinkan pmbuata bom nuklir ternyata dapat menghancurkan asteroid raksasa yang dapat menabrak bumi sehingga jadi kiamat.

Saat asteroid besar bersiap menghujam Bumi 50 tahun mendatang, sebuah bom nulir diluncurkan untuk membuat batu luar angkasa itu hancur berkeping. Itu adegan yang sangat menarik film Hollywood. Itu bisa jadi nyata. Sebab, para ilmuwan mengatakan bom nuklir memang bisa jadi solusi penyelamatan Bumi.

Namun, ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi. Yakni, asteroid harus jadi ancaman yang nyata bagi Bumi dalam jangka waktu yang relatif singkat — untuk justifikasi pilihan ekstrim ini. Apalagi, tambah ilmuwan, puing-puing ledakan asteroid yang dibom nuklir bisa jadi bahaya.

David Dearborn, fisikawan Laboratorium Nasional Lawrence Livermore, California mendukung bom nuklir sebagai salah satu alternatif terbaik menghindarkan malapetaka Bumi. “Bom nuklir adalah bom terkuat yang kita ketahui. Ini 3 juta kali lebih efisien daripada bom kimia. Masalahnya, adalah bagaimana untuk menggunakannya,” kata dia, seperti dimuat laman Space.com, 25 Juni 2010.

Apalagi, dengan nuklir, kita bisa membawa sumber energi luar biasa ke laur angkasa dalam kapasitas yang kecil. Namun, masalah tak berakhir dengan hanya meledakkan asteroid. Ancaman lain masih ada — puing-puing asteroid. Kata Dearborn, penting untuk memperhitungkan sedemikian rupa, hingga hanya sebagian kecil puing yang mampu menembus atmosfer. Dearborn membuat simulasi untuk mengetahui jumlah energi dan waktu yang efektif untuk mengalihkan asteroid dan puing-puing yang menyebar agar tak menabrak Bumi.

Kata dia, memecah asteroid sepanjang 270 meter dengan 300 kiloton sumber energi dapat dilakukan selama 15 hari, dengan jarak lebih dari 100 juta mil dari Bumi. “Di luar orbit Bulan. Itu berarti Bumi akan baik-baik saja. Dipastikan 97 persen material tidak menuju Bumi.” Laboratorium Universitas California saat ini sedang merancang dan menguji senjata nuklir penghancur asteroid. Dearborn yakin, ledakan nuklir bisa digunakan untuk mengubah orbit asteroid yang mengancam — sebelum menubruk dan menciptakan bencana luar biasa bagi Bumi.

Sementara, Direktur NASA Lunar Science Institute dan astrobiologis senior lembaga antariksa AS, David Morrison mengatakan nuklir hanya efektif dalam situasi mendesak. “Jika asteroid itu benar-benar besar dan manusia tak punya waktu banyak, nuklir mungkin satu-satunya penyelamat kita,” tambah dia. Laporan survey NASA mengungkapkan, 90 persen batu luar angkasa besar yang berpotensi mengancam Bumi telah ditemukan. “Dalam beberapa tahun, kita bisa yakin tak ada di langit yang bisa menyebabkan kehancuran Bumi. Namun, masih ada jutaan benda langit yang cukup besar untuk menyapu bersih sebuah kota. Perlu waktu lama untuk menemukan dan mencari orbit mereka,” kata dia.

Armageddon merupakan sebuah film horor tentang akhir zaman atau armagedon yang meraih nominasi Academy Award sebagai film bencana terbaik tahun 1998. Film ini disutradarai oleh Michael Bay, produsernya oleh Jerry Bruckheimer. Pemain utamanya di film ini ialah Bruce Willis, Ben Affleck, Liv Tyler, Billy Bob Thornton, dan masih banyak lagi. Dirilis pada 1 Juli 1998 di Amerika Serikat sedangkan di Indonesia dirilis pada awal September 1998.

Asteroid Raksasa Mungkin Terjang Bumi pada 2014

Sebuah asteroid raksasa sedang mengarah ke Bumi, dan dapat menerjang planet tempat umat manusia hidup ini pada 2014! Demikian diingatkan para ahli astronomi AS dan Inggris, Selasa. Tetapi, jangan panik. Sebab, kemungkinan besar tidak akan terjadi Armageddon (kiamat). Peluang asteroid tersebut menghantam Bumi, hanyalah satu banding 909.000.

Menurut Reuters, mengutip para ahli AS itu, asteroid ”2003 QQ47” akan dipantau secara cermat selama dua bulan mendatang. Tanggal potensial ia bakal menerjang Bumi, adalah 21 Maret 2014. Tetapi, para pakar astronomi AS-Inggris tersebut mengatakan risiko bertabrakan dapat dikurangi, bergantung pada data lebih lanjut yang sedang mereka kumpulkan. Andaikata menabrak Bumi, hantaman asteroid itu akan sama dahsyatnya dengan ledakan 20 juta bom atom yang pernah dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, kata seorang jubir Near Earth Object Information Centre (NEOIC), kepada radio BBC.

NEOIC (Pusat Informasi Benda Dekat Bumi), adalah lembaga yang didanai oleh Pemerintah Inggris. ”Objek dekat Bumi itu akan dipantau selama dua bulan, dan para ahli astronomi akan terus melacaknya pada masa waktu tersebut,” kata Dr Alan Fitzsimmons, salah seorang pakar NEOIC, kepada Reuters.

Asteroid-asteroid semacam ”2003 QQ47” adalah bebatuan yang tertinggal dari pembentukan sistem tata surya 4,5 miliar tahun silam. Kebanyakan berada pada jarak yang aman bagi Bumi, yakni di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter. Tetapi, pengaruh gaya tarik planet-planet raksasa seperti Jupiter, dapat saja mendorong keluar asteroid-asteroid itu dari orbitnya dan bergerak menuju Bumi.

Asteroid Raksasa Hancurkan Bumi

Asteroid raksasa yang menghantam Bumi adalah satu-satunya penjelasan yang dapat diterima sebagai penyebab kepunahan dinosaurus, kata satu tim ilmuwan global, Kamis (4/3), dengan harapan dapat menyelesaikan pertikaian yang telah memecah para ahli selama beberapa dasawarsa. Satu panel yang terdiri atas 41 ilmuwan dari seluruh dunia mengkaji penelitian selama 20 tahun guna mengkonfirmasi penyebab kepunahan Cretaceous-Tertiary (KT), yang menciptakan “lingkungan seperti neraka” sekitar 65 juta tahun lalu dan menghapus lebih separuh dari semua spesies di planet ini.

Pendapat ilmiah terpecah mengenai apakah kepunahan tersebut disebabkan oleh asteroid atau oleh kegiatan gunung berapi di Deccan Traps, yang sekarang adalah India –tempat serangkaian letusan gunung berapi yang berlangsung selama 1,5 juta tahun.

Studi baru itu oleh ilmuwan dari Eropa, Amerika Serikat, Meksiko, Kanada dan Jepang dan disiarkan di jurnal Science mendapati bahwa asteroid dengan lebar 15 kilometer menghantam bumi di Chixulub –kini Meksiko– adalah penyebab punahnya KT. “Kami sekarang memiliki bukti besar bahwa satu asteroid adalah penyebab kepunahan KT. Ini memicu kebakaran sangat besar, gempa bumi dengan ukuran lebih dari 10 pada skala Richter, dan tanah longsor seluas benua, yang menciptakan tsunami,” kata Joanna Morgan dari Imperial College London, penulis bersama kajian tersebut. Asteroid itu diduga telah menghantam Bumi dengan kekuatan satu miliar kali lebih kuat dibandingkan dengan bom atom di Hiroshima. Morgan mengatakan “paku terakhir di peti mati bagi dinosaurus” hadir ketika bahan ledakan beterbangan di atmosfir, menyelimuti planet ini dalam kegelapan, sehingga memicu musim dingin global dan “membunuh banyak spesies yang tak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang mirip negara ini”.

Para ilmuwan yang mengerjakan studi tersebut menganalisis pekerjaan ahli palaeontologi, geokemistri, contoh iklim, geofisika dan sedimentologi yang telah mengumpulkan bukti mengenai kepunahan KT selama 20 tahun belakangan. Catatan geologi memperlihatkan peristiwa itu yang memicu kepunahan dinosaurus dengan cepat merusak ekosistem darat dan laut, kata mereka, dan hantaman asteroid tersebut “adalah satu-satunya penjelasan yang dapat diterima untuk ini”.

Peter Schulte dari University of Erlangen di Jerman, penulis utama mengenai studi itu, mengatakan catatan fosil dengan jelas memperlihatkan kepunahan massal sekitar 65,5 juta tahun lalu –masa yang sekarang dikenal sebagai perbatasan K-Pg. Teori gunung api Deccan juga terlempar ke dalam keraguan oleh model mengenai kimiawi atmosfir, kata tim tersebut, yang memperlihatkan dampak asteroid diduga telah mengeluarkan jauh lebih banyak sulfur, debu dan jelaga dalam waktu lebih singkat dibandingkan dengan ledakan gunung berapi, dan mengakibatkan kegelapan dan udara dingin yang sangat ekstrem.

Gareth Collins, penulis lain dari Imperial College, mengatakan dampak asteroid bukan hanya menciptakan “hari yang bagaikan neraka” yang menandai akhir dari 160 juta tahun kejayaan dinosaurus, tapi juga menjadi hari yang sangat besar bagi hewan mamalia. “Kepunahan KT adalah masa penting dalam sejarah Bumi, yang akhirnya melicinkan jalan bagi manusia untuk menjadi spesies dominan di Bumi,” ia menulis di dalam komentar mengenai studi itu, sebagaimana dikutip oleh wartawan Reuters, Kate Kelland.

 
Blogger Templates